Sukses

Ahli: Konsumsi Makanan dari Food Bank Berkepanjangan Berisiko Timbulkan Masalah Nutrisi Tak Seimbang

Liputan6.com, London - Keluarga yang bergantung pada bank makanan atau food bank kemungkinan akan mengalami kekurangan gizi, karena sebagian besar stok merupakan makanan proses bukan produk segar, demikian diungkapkan oleh sejumlah peneliti.

Dosen senior spesialis kesehatan dan Nutrisi dari Birmingham City University, Mel Wakeman, memperingatkan bahwa keluarga yang terpaksa menggunakan bank makanan dalam jangka panjang kemungkinan tidak mengonsumsi makanan yang seimbang.

Bersama sejumlah siswanya, Wakeman menganalisa makanan yang biasanya ditawarkan di food bank dan menyusun menu berdasarkan bahan yang tersedia.

"Kami menemukan bahwa banyak sekali makanan olahan yang disumbangkan, dan hanya sedikit produk segar," kata Wakeman, seperti dikutip dari artikel The Guardian edisi tahun 2015, Senin (15/1/2024). 

"Menu makanan yang kami buat menunjukkan bahwa dalam jangka panjang terdapat risiko nyata di mana anak-anak dan keluarga menjadi kekurangan nutrisi seperti serat, kalsium, zat besi dan berbagai vitamin."

Wakeman menyebut bahwa makanan seperti sup kaleng, daging, puding, dan saus pasta menjadi item yang paling banyak ditemukan di food bank.

"Kami tidak mengkritik apa yang dilakukan bank makanan dan, tentu saja, hanya makanan yang aman dikonsumsi yang harus tersedia, sehingga membatasi penanganan makanan yang mudah rusak," sambung dia.

Wakeman juga berharap agar ada lebih banyak produk segar yang tersedia di food bank.

"Jika tingkat kemiskinan terus meningkat, maka tingkat dukungan yang diberikan kepada bank makanan mungkin harus ditingkatkan sehingga kita tidak menghadapi situasi di mana keluarga-keluarga tidak dapat mengakses makanan bergizi," jelasnya.

"Dalam jangka waktu yang lebih lama, mengonsumsi makanan sumbangan yang sering kali merupakan makanan olahan dapat mengakibatkan kekurangan nutrisi," jelas Wakeman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Food Bank Diandalkan Banyak Orang

Pada tahun 2013-2014, bank makanan membantu memberi makan hampir satu juta orang di Inggris, sekitar sepertiganya adalah anak-anak. Banyak bank makanan mengatakan layanan mereka harus digunakan sebagai solusi darurat bagi kelompok kurang beruntung.

Namun kemudian, terdapat bukti di mana banyak orang menggunakan food bank untuk jangka waktu yang lebih lama.

Sebuah laporan Oxfam memberikan contoh seorang ibu tunggal dengan tiga anak laki-lakinya bertahan hidup selama delapan minggu dengan bantuan sumbangan dari bank makanan. Selain itu, pengguna bank makanan di London tenggara mengatakan bahwa mereka telah menggunakan bantuan dari bank makanan selama hampir satu tahun.

Namun, selain bukti anekdotal, sulit untuk mengetahui berapa banyak orang yang menggunakan bank makanan dalam jangka waktu lama.

Dalam laporannya, penelitian tersebut "mendeteksi kekhawatiran di kalangan bank makanan dan penyedia bantuan pangan mengenai ketergantungan yang berlebihan pada sumbangan; baik dari segi kualitas dan variasi pangan yang dipasok serta keandalan pasokan di masa depan".

Pernyataan tersebut juga menyatakan, "Sejumlah besar penyedia bantuan makanan mengatakan bahwa hambatan biaya dan penyimpanan menghalangi mereka untuk meminta sumbangan makanan segar."

3 dari 4 halaman

Aturan Ketat dari Food Bank

Jaringan terbesar bank makanan di Inggris, Trussell Trust, yang hingga kini telah menjalankan lebih dari 1.300 bank makanan, menerapkan aturan ketat dalam menyediakan "makanan dengan nutrisi seimbang" dan berhati-hati dalam bekerja sama dengan klien.

Adrian Curtis, direktur jaringan bank makanan di Trussell Trust, mengatakan: "Meskipun kami tidak membatasi jangka waktu dukungan yang kami tawarkan kepada klien, sistem kami memantau penggunaan dengan organisasi rujukan untuk menghindari ketergantungan."

4 dari 4 halaman

Pembentukan Kelompok Kerja

Wakeman turut mengangkat masalah ketergantungan yang berlebihan pada bank makanan pada konferensi yang membahas kemiskinan anak di Birmingham yang diselenggarakan oleh organisasi News in Brum.

Serangkaian pertemuan diadakan bagi anggota masyarakat untuk mencari cara membantu mengatasi masalah ini.

Sebuah kelompok kerja juga akan dibentuk guna membantu pelajar untuk bekerja dengan kelompok masyarakat di kota mengenai masalah ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.